Panduan Puasa Pasien Stroke
Panduan puasa pasien stroke
Penulis: Dr. Mohammad Saiful Ardhi, dr., SpN(K)
Dept Neurologi FK UNAIR/ RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Stroke merupakan kasus klinis neurologis akibat gangguan aliran darah pada otak, medula spinalis dan retina.
Menurut data poliklinik RSUD dr Soetomo 2022, Pasien Stroke merupakan pasien terbanyak yang berobat ke poli syaraf.
Penelitian lain melaporkan bahwa 7-19 % pasien stroke mengalami stroke berulang dalam waktu 1-5 tahun, sehingga perlu dilakukan pencegahan stroke berulang (prevensi sekunder)
Dalam pencegahan stroke, penanganan faktor risiko merupakan hal yang sangat penting.
Pasien stroke memiliki faktor risiko seperti Diabetes, dislipidemia, hipertensi dan lainnya.
Selain itu, pasien stroke juga memerlukan pengobatan rutin seperti obat pengencer darah (antiplatelet atau antikoagulan) dan olahraga.
Jika pasien stroke akan melakukan puasa sebaiknya konsultasi dengan dokter spesialis neurologi dan dokter spesialis lain terutama pada hal-hal berikut:
1. Pasien stroke dengan diabetes.
Pada penelitian deskriptif di RSUD dr. Soetomo tahun 2019-2020, 35% pasien stroke memiliki Diabetes.
Pasien stroke dengan diabetes perlu konsultasi dengan tim dokter yang merawat jika akan berpuasa.
Perlu diketahui tentang jenis diabates, obat yang digunakan (suntikan insulin, obat minum). Perhatian juga pada kadar gula dalam darah, komplikasi, perubahan jadwal minum obat dan lain-lain.
2. Pasien stroke dengan hipertensi.
Data di RSUD Dr Soetomo menunjukkan bahwa sekitar 85% pasien stroke memiliki hipertensi.
Pasien stroke dengan hipertensi perlu minum obat antihipertensi.
Pengaturan dan perubahan jadwal minum obat saat puasa perlu konsultasi dengan dokter yang merawat.
3. Dehidrasi.
Dehidrasi merupakan kondisi kekurangan cairan tubuh untuk mengimbangi cairan yang keluar melalui keringat, kencing dan lain-lain.
Kondisi puasa dapat meningkatkan risiko terjadinya dehidrasi. Dehidrasi akan berefek pada aliran darah dalam tubuh dan berisiko terjadi penggumpalan dalam aliran darah.
Dehidrasi juga disebabkan oleh obat-obatan seperti obat antihipertensi jenis tertentu.
Untuk mengatasi hal tersebut, minum dan makan buah-buahan yang cukup waktu sahur perlu untuk mengatasi dehidrasi.
4. Olahraga
Pasien paska stroke tetap perlu melakukan olahraga. Hal ini untuk menjaga kesehatan, pengaturan berat badan dan pencegahan stroke berulang.
Namun jenis olahraga berat yang menyebabkan banyak berkeringat juga menimbulkan dehidrasi.
Untuk mencegah dehidrasi perlu mengubah jam latihan (misal: mendekati waktu berbuka atau setelah tarawih).
Jenis Olahraga yang dilakukan juga berubah yang lebih ringan seperti berjalan santai.
Jika akan berolahraga menjelang berbuka, perlu imbangi menu makanan kombinasi buah, sayur, daging. Hal ini untuk mengimbangi kehilangan energi dan cairan yang terpakai saat olahraga.
Saat berbuka juga hindari penggunaan garam berlebih karena akan membuat dehidrasi. Garam berlebih juga berefek buruk untuk tekanan darah.
Selamat menjalankan ibadah puasa dan ibadah ramadhan lainnya. Semoga tetap sehat, bebas stroke dan berhasil menjadi manusia bertaqwa. Aaamiin.
Daftar pustaka
- https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/STR.0b013e318296aeca
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6891883/
- https://mnj.ub.ac.id/index.php/mnj/article/view/714
- https://www.stroke.org.uk/life-after-stroke/fasting-after-stroke
Komentar
Posting Komentar